Waktu berjalan dengan lambat, setiap kenangan
pasti selalu menjadi memori yang tidak mudah untuk dilupakan. Setiap saat saya
bersyukur atas garis hidup yang telah dilalui, dari waktu lahir, balita, masa
sekolah, masa remaja, masa kuliah, masa fresh graduate, masa masuk ke jenjang
berfikir panjang, masa menikmati pekerjaan, sekarang saya menikmati pengalaman
yang lebih dari menikmati pekerjaan.
Ada sebuah nilai di setiap perjalanan waktu
yang lambat, dimana semua harus berjalan demi detik, demi menit, demi jam, dan
berulangnya hari, minggu dan bulan. Nilai setiap kejadian atau perkara tidak
bisa dipandang hanya dari mata kita sebagai makhluk social. Tapi banyak yang
berkepentingan pada lahir dan batin pada tubuh saya. Maka dikatakan bahwa kita sebagai
khilafah atas diri sendiri adalah benar adanya. Pentingnya mengatur dan
menyeimbangkan diri kita sendiri adalah kewajiban dan hak kita yang
dilaksanakan.
Ketika slogan-slogan motivasi diri sendiri
jaman dahulu harus diulangi kembali, lidah dan tubuh ini harus dibiasakan
kembali juga seperti jaman dahulu. Semangat jaman dahulu pun masih bergelora di
dalam hati dan semakin bertambah, idealisme juga semakin bertambah dalam
menjalani kehidupan ke depan. Seperti kata orang tua yang selalu mengajak
diskusi bahwa kami sudah makan asam garam, manis pedas kehidupan selalu aq
ingat nasehat mereka dan saya pun begitu, memberikan penjelasan dan pengetahuan
dalam sebuah diskusi kepada yang muda karena saya juga belajar dari orang muda
ketika itu pula mereka adalah guru saya.
Kepedihan dalam cobaan hidup adalah sebuah
kenikmataan dan kesedihan perlu dirasakan agar menjadi pribadi berkembang atas
bertambahnya usia. Renungan dimana pagi menyongsong dan ketika bulan menerangi
bumi. Kalo seorang manager atas bilang kita harus punya acuan dalam evaluasi
perusahaan, terus kita sebagai manusia pribadi sendiri tidak punya acuan dalam
mengevaluasi diri kita sendiri nanti ke depannya mau kemana dibawa mungkin
ketika jiwa remaja bilang biarkan angin dan air membawa hidup kita. Tapi kalian
lupa bahwa pemilik angin dan air adalah sang maha kuasa.
Kita adalah manusia sebagai pemimpin diri kita
sendiri kemudian keluarga kita maka sebuah keharusan bagaimana mengevaluasi apa
yang telah kita lakukan untuk menjadikan kita sebagai makhluk yang berfikir dan
punya nafsu. Evaluasi itulah yang dilihat dari kita sendiri dan dari sekeliling
kita yang mempunyai kepentingan terhadap kita. Bilamana ada kritik dan saran
adalah bahan masukan kita untuk kita putuskan bagaimana harus melangkah. Dalam sebuah
langkah perbanyak opsi pilihan untuk menyeselesaikan problem kita, karena dimana
ada perhitungan setiap langkah kita sebagai jangka pendek dan jangka panjang.
Tidak ada kata hasil sempurna di setiap
perbuatan dan kegiatan yang kita lakukan, karena kesempurnaan adalah mutlak
milik ALLAH SWT. Harus ada sebuah Iman
untuk melaksakan segala kegiatan kita, bila orang barat bilang tidak perlu iman
kepada agama tapi mereka punya iman kepada duniawi dan akal mereka. Hal ini
adalah sebuah pilihan, saya sejak kecil berada dilingkungan agama maka Iman
saya adalah agama. Saya beranggapan bahwa yang ada di dunia adalah kehendak DIA
sang Maha Pengatur Segalanya. Semoga kehidupan kita di tentramkan oleh Agama
kita masing-masing.